SCOPE OF SERVICES

Consultancy
In-House Training
Seminar
Workshop
Class





Search This Blog

My Book

Saturday, July 4, 2009

MARKETING ?
Pertanyaan yang sering diajukan ke saya adalah “Pak, apa itu definisi Ilmu Marketing?” wah ini mah pertanyaan SUSAN alias susah-susah ringan hehehe. Karena dewasa ini definisi dari kata “Ilmu Marketing” bisa saja sangat beraneka-ragam hal ini dikarenakan setiap pakar marketing mempunyai pandangan yang berbeda – beda alias punya versi tersendiri hehehe……..ngomong-ngomong udah di hak paten belum nich?
Katakanlah Tung Desem Waringin melalui bukunya yang berjudul “Marketing Revolution” beranggapan bahwa definisi Ilmu Marketing adalah ilmu menyampaikan penawaran kepada target market sehingga terjadi penjualan yang bersinambungan. Nah gimana dong dengan pandangan dari pakar marketing yang biasanya disebut-sebut sebagai “Bapak Pemasaran Modern” siapa lagi kalau bukan Philip Kotler melalui bukunya yang berjudul “Marketing Insights From A to Z” sempat mengutarakan bahwa: Inilah definisi saya tentang pemasaran : “Marketing is the business function that identifies unfulfilled needs and wants, defines and measures their magnitude and potential profitability, determines which target markets the organization can best serve, decides on appropriate products, services, and programs to serve these chosen markets, and calls upon everyone in the organization to think and serve the customers.” Maaf para pembaca yang budiman karena berhubung info yang kita peroleh adalah versi bahasa Inggris, kalo mau yang versi bahasa Indonesia yah silakan Anda beli di toko buku kesayangan Anda. Terus John Riddle yang melalui bukunya yang berjudul “Business Management” yang setebal 369 halaman, beliau sempat menuliskan Marketing is a managed set of activities. Dan menurut AMA, Anda akan salah jika mengartikan sebagai Asosiasi Manajemen Indonesia hehehe, ayuk bangun jangan ketiduran!!! menurut American Marketing Association ( AMA ) bahwa “Marketing is an organizational function and a set of processes for creating, communicating, and delivening value to customers and for managing customer relationships in ways that benefit the organization and its stakeholders” silakan lihat di www.marketingpower.com, sumber diperoleh dari bukunya Istijanto, MM,MCom yang berjudul 63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia, salah satu my favorite book. Begitulah pandangan dari para pakar marketing yang saya kenal,,,,,,,,maaf maksud saya yang pernah saya baca bukunya.
Namun definisi ilmu marketing bagi saya adalah The Art to Sharpen your “CREATIVITY”, ya!!! benar kreativitas, 100% Anda tidak salah membaca. Hanya dengan melalui kreativitas sehingga produk Anda benar-benar bisa tampil beda jika dibandingkan dengan para kompetitor Anda atau yang juga sering dikenal dengan sebutan diferensiasi. Dan dalam penjabaran yang jauh lebih luas lagi maka sebuah kata kreativitas harus bisa mendatangkan perhatian konsumen secara mind share maupun heart share—yang akhirnya membukukan penjualan (baca: market share), karena tujuan utama dari marketing adalah HARUS BISA MENJUAL, because nothing happens until it sell’s, seperti yang sering saya ungkapkan pada setiap pelatihan Selling Skill’s yang saya bawahkan.
Sedangkan SMARTWISE MARKETING adalah sebuah karya yang intinya memaparkan bahwa "Marketing Must Be CREATIVE", dimana yang terdiri atas 13 Rahasia Terkreatif dalam Marketing yang merupakan hasil dari pemetaan dan modeling dari berbagai studi kasus dilapangan dengan penyajian contoh soal yang nyata alias "LIVE"

Tuesday, June 30, 2009

ARTI SEBUAH KATA CUSTOMER
Sesudah membaca beberapa artikel dari salah satu milis yang saya gabung maka saya terinspirasi buat mem-postingkan artikel ini : Masih ingatkah Anda pada saat menggunakan jasa transportasi udara alias naik pesawat dengan jalur penerbangan domestik ? maka Anda akan dipanggil sebagai "Penumpang" padahal nurut info yang saya peroleh bahwa kata "Penumpang" berasal dari pe ( awalan ) --numpang. Nah kata "Numpang bisa diartikan "nunut" atau "nebeng" padahal Andakan bayar tuh tiketnya ( yang pasti bayarnya dengan uang bukan dengan daun ). Dan kalo diluar negeri masih cenderung menggunakan kata "Passengger" ( konon sudah ada maskapai penerbangan yang mulai menggunakan kata "Guest" alias tamu ) yang kalo diartikan juga adalah "Penumpang". Inilah mungkin sekilas mengenai gambaran dari yang namanya "Service of Excellence" yang tidak hanya utamakan dari segi pelayanan saja tapi juga harus diperhatikan dari segi penggunaan kata-kata. Lanjut, bagaimana dengan kata "Customer" yang sering kali Anda ucapkan yang artinya adalah pelanggan dimana kalau awalannya kita buang dan terus kita nambah akhiran maka akan berubah menjadi "Langganan". Dan kata "Langganan" memberikan arti bahwa seorang "Pembeli" akan terus membeli sesuatu secara berulang-ulang. Sedangkan kata "Pembeli" dalam bahasa Inggris adalah buyer atau purchaser, namun kita sudah terbiasa menggunakan kata "Customer" alias pelanggan, nah apakah selama ini seorang "Customer" akan tetap menjadi pembeli yang setia alias "Repeat Order" terus. Hehehe................saya biarkan Anda sendiri yang menjawab.
SOWER VS HARVEST
Masih ingatkah Anda saat begitu nyalakan komputer atau laptop mana yang Anda akses dulu? apakah langsung membuka file-file yang berhubungan dengan kerjaan kantor atau langsung ngecheck dulu email di yahoo, MSN atau Gmail atau langsung sign in dulu di mesengger seperti yahoo mesengger, Windows Live, Skype, ICQ, bahkan MIRC. Trus waktu lagi nyantai alias tanpa pengawasan dari atasan apakah segera Anda mainkan Facebook, MySpace, Friendster? atau gabungan dari ketiga-tiganya--wong kalo buka account di Bank musti setor duit dulu tapi kalo join yang namanya "Community" maka Anda hanya perlu sebuah account alamat email saja, ingat bukan alamat rumah atau kost lho? Dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih-katakanlah yang sering disebut sebagai Web 2.0 maka seakan-akan dunia berada dalam genggaman kita, terutama sekarang dengan hadirnya teknologi canggih seperti smartphone yang menjadikan Anda setiap saat bisa chat, posting foto, nulis artikel di blog, sign in facebook, reply email milis dan masih baik lagi. Nah yang jadi pertanyaan adalah "sejauh manakah Anda telah memanfaatkan semua kecanggihan teknologi dalam menunjang bisnis Anda?". Apakah Anda hanya menjadi seorang penabur saja "karena hanya bisa habiskan waktu, tenaga, uang" dalam jaman yang serba Narcis ini? atau malah Anda adalah seorang Penuai "karena bisa menghasilkan--cetak profit atas teknologi yang telah disebut-sebut dengan isitilah Web 2.0? Ingat sekarang adalah Era of Choice!!!!!
SOMETHING ABOUT MAILING LIST
Sesudah membaca buku CROWD karya Pak Yuswo. Saya jd teringat dengan yang namanya milis. Dan nurut saya web tools yang satu ini bersifat M2M alias many to many, cuma sangat disayangkan sekali karena masih banyak creator milis mempunyai anggapan bahwa merekalah yang punyai hak penuh atas milis tersebut. Jadi ternyata milis sudah horizontal namun creatornya masih TETAP vertikal....hehehe.....

Monday, June 29, 2009

Apakah benar LEADERSHIP era sekarang ini benar-benar "DAHSYAT" ???

Akhir-akhir ini saya sering discuss seputar masalah "LEADERSHIP" dengan beberapa teman baik dalam negeri maupun dari luar negeri dengan melalui berbagai media seperti facebook, friendster, milis bahkan chating (sorry kalau kepanjangan uraian saya, karena memang sengaja biar note ini kelihatan agak berbobot saja).

Salah satu teman sempat bertanya "Lim, apakah lu ada tonton film kolosal Sam Kok "RED CLIFF"?, yang bercerita tentang sebuah pertempuran di tebing merah yang telah memakan korban sekitar 800,000 ribu nyawa manusia. Dan nurut teman saya yang satu ini (karena dia cukup mahil dalam urusan sejarah negeri bambu itu) sebenarnya dalam sejarah Tiongkok ada beberapa kali tercatat juga pembunuhan secara massal dalam hal peperangan.Dan discuss kita malah berkembang sampai kemana-mana yang akhirnya sempat membandingkan sejarah perjuangan dari satu negara dengan negara lain. Dan mengingat dewasa ini setiap orang pada ramai-ramai mengangkat topik "LEADERSHIP", kaidah-kaidah, konsep-konsep serta berbagai teori--namun semua masih dalam konteks bagaimana para Leaders biar bisa memimpin secara effectif dan effisien dan bla...bla....bla......,dan apabila diselidiki ternyata jumlah dari orang yang dipimpin juga blm tentu lebih dari 1000 orang.......wah sebuah angka yang sangat kecil sekali jika dibandingkan dengan studi kasus dari "RED CLIFF"-- nyawa 800,000 ribu nyawa selain dipimpin buat maju dimedan perang juga dipimpin bersedia korbankan jiwa dan raga mereka. Nah pertanyaan saya adalah "Leadership era ini jika dibandingkan dengan masa-masa lampau" bukankah sudah termasuk mundur????

NB : yang pasti dulu para panglima perang tdk menggunakan powerpoint buat presentasikan visi dan misi sebuah peperangan kepada para prajuritnya, namun dalam era ini para leaders menggunakan segala fasilitas dalam penyampaian sebuah konsep leadership.

yang pasti dulu mereka juga tdk menggunakan segala perlengkapan canggih seperti HT, handphone dalam sebuah komunikasi, namun begitu saat perang mulai--maka setiap prajurit sudah tahu aturan main nya.

yang pasti dulu mereka para prajurit hanya cukup makan semangkuk bubur cair plus mantau kosong saja, tdk seperti detik ini seminar "Leadership" digelar dihotel berbintang 5.

yang pasti leadership era sekarang lebih diarahkan ke unsur-unsur profit (misalnya dlm sebuah perusahaan, MLM, asuransi dan sebagainya) namun leadership jaman dulu lebih diarahkan buat urusan sebuah kemenangan dan harga diri dimana mereka harus siap mempertaruhkan nyawa mereka.

Bagaimana menurut teman-teman? atau Anda musti nonton dulu film "RED CLIFF"?

Sunday, June 28, 2009

The Express Way To SELL

Wednesday, May 27, 2009

LISA........kasiah dech lu
Konon seorang manajer mempunyai 2 orang sekretaris yakni LISA dan LYSI, karena perusahaan menghadapi masalah financial maka antara LISA dan LYSI musti dipecat salah satunya. Cerita punya cerita ternyata si manajer ini pernah ikut in house training mengenai bagaimana caranya buat mengukur performance para karyawan. Maka dlm sebuah rapat si manajer sengaja mengatakan bahwa dlm waktu dekat-dekat ini (maybe mingu depan) akan berangkat ke kota Surabaya bersama team marketing sekitar 6 orang, dan rapat berlanjut terus dimana si manajer tdk memberikan order apapun ke LISA dan LYSI. Nah, sesudah rapat selesai maka seperti biasanya si LISA ini melanjutkan pekerjaan rutinnya dengan sedikit curi-curi waktu buat tetap masih aksis browsing dan begitu juga dengan si LYSI. Namun 30 menit sesudah rapat usai maka si LYSI ini masuk ke ruang kerja si manajer sambil menunjukin jadwal penerbangan dari Jakarta ke Surabaya (dari berbagai maskapai penerbangan) serta juga beberapa alternatif tarif voucher buat urusan penginapan hotel di kota Surabaya. Pertanyaan saya adalah jika Anda adalah si manajer maka sekretaris manakah yg musti dipecat?, atau apakah Anda pernah mengukur kinerja kerja dari para karyawan Anda dengan adakan sedikit test seperti si manajer ini?, ataukah Anda sendirilah yang termasuk tipe seperti LISA?.........hehehehehe yang ini 100% bercanda kok..........namun secara serius ini benar-benar musti direnungkan bersama-sama.

Tuesday, February 24, 2009

EMOSIONAL vs RASIONAL
Hampir dalam setiap pelatihan Selling Skill's yang saya bawahkan maka selalu saya akan tekankan metode "Jual Makna", karena mengingat hampir 100% konsumen mengambil keputusan membeli didasari oleh dorongan emosional dan kemudian secara rasional mereka akan membenarkan tindakannya. Berikut ini ada beberapa contoh NYATA
  • beli mobil seharga 1,45 M ( emosional ) kemudian isi BBM premium ( rasional ) karena pertamax plus lagi mahal.
  • beli Hp sekitar 8,5 juta ( emosional ) tapi giliran mau telepon Hp CDMA yang beraksi ( rasional ) karena pulsa GSM lebih mahal jika dibandingkan dengan pulsa dari CDMA ( menurut sebagian orang )
  • beli mobil sport car ( emosional ) tapi dijual lagi karena baru sadar ternyata dikompleknya banyak sekali polisi tidur ( rasional )
  • beli mobil yang punya kemampuan top speed 240 km/jam ( emosional ) tapi baru nyadar ternyata Jakarta macet ( rasional )
  • begitu besar keinginan buat miliki sebuah mobil ( emosional ) namun dilunasi dengan cara hutang alias cicil ( rasional )
  • sekolahkan anak disekolah termahal ( emosional ) namun after pulang sekolah anaknya tetap diles-kan di tempat bimbel ( rasional )
  • beli baju mahal-mahal ( emosional ) selanjutnya baru sadar susah buat nyuci sendiri ( rasional ) akhirnya bajunya jadi jarang dipakai alias masuk musium sorry maksudnya disimpan dilemari baju. Masih buaayaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali.
Inilah gambaran sisi emosional dan rasional dari seorang konsumen tidak perduli apakah si konsumen gemuk-kurus, kaya-miskin, ganteng-jelek, laki-wanita, tua-muda, pinter-bodoh, dll. Ah......... jangan tertawa dulu karena Anda dan saya juga termasuk salah satunya.............hehehe
NB : merek celular, mobil, baju dan sekolah sengaja tidak disebutkan.

Sunday, February 8, 2009

KENALILAH CALON KONSUMEN ANDA
Dewasa ini ada banyak ilmu yang bisa Anda pelajari mengenai perilaku/watak/karakter dari seorang manusia. Sebut saja ada yang namanya Personality Plus yang membahas 4 karakter manusia antara lain si popular Sanguinis, si sempurna Melankolik, si kuat Koleris dan yang terakhir si cinta damai Phlegmatis. Dan menurut Florence Litteur, penulis dari buku Personality Plus bahwa setiap manusia ternyata bisa memiliki lebih dari 1 macam karakter yang akhirnya bisa dikombinasikan menjadi Koleris Sanguinis, Koleris Melankolik, Phlegmatis Melankolik.

Begitu juga dalam ilmu NLP yang dikenal dengan sebutan Meta Programs. Dari informasi yang pernah diperoleh oleh penulis yaitu sekitar pertengahan bulan Oktober 2008 bahwa sudah ada sekitar 60-an perilaku/watak/karakter manusia yang diuraikan didalam Meta Programs, antara lain adalah sebagai berikut ini Toward - Away From, Internal - Eksternal, Matcher - Mismatcher, Independen, Kooperatif dan Proximity dan sebagainya.

Dan selain Meta Programs maka dalam NLP kita juga bisa pelajari yang namanya Eye-Accessing Cues yaitu penunjuk berdasarkan gerakan mata, dan juga Sistem Representasi yang dalam bahasa sehari-hari kurang lebih adalah panca indera manusia. Dan konon ilmu NLP sudah banyak diaplikasikan ke dalam berbagai bidang terutama dalam bidang penjualan karena bisa dipergunakan buat memahami perilaku konsumen.

Sebenarnya ilmu buat memahami perilaku/watak/karakter manusia sudah banyak sekali, antara lain: ada yang bisa menilai perilaku/watak/karakter seseorang hanya dari bentuk wajah, gaya jalan, cara bicara, tanda tangan dll. Begitu juga dalam dunia penjualan, menurut pakarnya maka bisa dikategorikan menjadi 7 tipe pembeli/konsumen berikut ini uraiannya :

1. Pembeli Apatis Jenis tipe pembeli apatis adalah jenis orang yang tidak pernah membeli apapun, dan mereka juga tidak perduli sebagus apa produk Anda, seberapa murahnya produk Anda. Karena pada dasarnya tipe pembeli ini mempunyai sifat yang pesimis dan sinis. Dan tipe pembeli apatis mewakili 5% dari pasar konsumen.

2. Pembeli Aktualisasi Diri Pembeli aktualisasi diri adalah kebalikan dari pembeli apatis, tipe pembeli ini mengetahui dengan pasti apa yang mereka butuhkan, apa manfaatnya, berapa harganya, apa yang mereka beli dan mereka segera akan mendapatkannya. Dan tipe pembeli ini juga mewakili pasar konsumen sebesar 5%.

3. Pembeli Analitis Tipe pembeli analitis ini mewakili 25% dari pasar konsumen. Tipe ini cenderung sangat detail terutama pada masalah angka, detail pada spesifikasi dari produk yang Anda jual. Dan biasanya tipe ini juga menekuni bidang usaha/pekerjaan dibidang akuntan, insinyur, bankir atau apapun yang berkaitan dengan angka. Sebagai seorang tenaga penjual maka saat Anda sedang menghadapi calon pembeli tipe analitis maka yang perlu segera Anda presentasikan adalah hal-hal yang bersifat spesifik dari produk/jasa Anda misalnya seperti : cara kerja produk/jasa, harganya, manfaatnya, pelayanan sesudah pembelian, dll.

4. Pembeli Penghubung Tipe pembeli penghubung cenderung tidak terlalu antusias. Dan arah komunikasi dengan tipe pembeli ini harus sabar dan pelan-pelan dalam membangun hubungan. Tipe pembeli ini sangat tergantung dan memperhatikan pandangan, pendapat orang lain dalam penggambilan sebuah keputusan pembelian sebuah produk. Kadang-kadang mereka sangat perlukan pendapat dan saran tentang produk yang akan mereka beli baik itu dari pihak keluarga, kolega, teman. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Sebagai seorang tenaga penjual jika Anda sedang berhadapan dengan tipe pembeli penghubung maka tugas Anda adalah segeralah menyakinkan mereka mengenai produk Anda dengan cara menunjukkan siapa saja yang telah membeli dan memakai produk Anda. Pembeli penghubung biasanya berprofesi seperti guru, pengawai adminitrasi, dokter, perawat.

5. Pembeli Penyetir Tipe ini sangat fokus pada hasil, mereka akan “to the point” dan tanpa basa-basi, mereka tidak suka membina hubungan dengan Anda, karena mereka hanya perduli apa yang bisa produk/jasa Anda lakukan bagi mereka. Maka berfokuslah pada saat presentasi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan dari produk/jasa Anda. Dan tipe pembeli ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen. Mereka biasanya berprofesi sebagai seorang manajer, eksekutif, kepala cabang.

6. Pembeli Yang Senang Bersosialisasi Tipe pembeli ini sangat ramah, cepat akrab, mudah bergaul dan Anda tidak akan menemukan kesulitan buat membangun hubungan dengan mereka. Tipe pembeli ini sangat cepat setuju dengan Anda tanpa memperhatikan apa kelebihan dari produk/jasa Anda, namun bisa saja sesudah beberapa hari sebelum/sesudah pembelian maka mereka bisa saja sudah lupa semuanya mengenai topik pembahasan dengan Anda. Dan tipe ini juga mewakili 25% dari pasar konsumen.

7. Pembeli Impulsif Tipe pembeli ini bisa dikatakan sangat terdorong emosional dalam memiliki sesuatu, misalnya jika ada peluncuran produk/jasa baru seperti mobil, jam tangan, hp, baju maka merekalah yang merupakan orang pertama yang selalu siap buat mencobanya. Dan tipe ini mewakili sekitar 5%-10% dari pasar konsumen.

8. Pembeli Informatif Menurut pengamatan penulis, maka masih ada 1 tipe pembeli yang bisa dikategorikan sebagai tipe informatif. Tipe pembeli ini sangat seleksi sekali terhadap produk/jasa yang akan mereka beli. Biasanya tipe ini akan mencari tahu mengenai produk/jasa yang akan mereka beli melalui sejumlah informasi seperti internet, nanya pada pakarnya, nanya kepada mereka yang sudah pernah menggunakannya. Jika Anda sedang berha dapan dengan tipe pembeli informatif maka tugas Anda adalah lakukan presentasi secara profesional, jelas, singkat. Biasanya tipe informatif ini rasa loyalitasnya sangat tinggi sekali dan mereka akan beli dari Anda serta bersedia rekomendasikan produk/jasa Anda. Tapi jangan sampai mereka sempat kecewa maka yang akan Anda peroleh adalah sebalik.

Nah sebagai seorang tenaga penjual ( sales person ) maka semuanya kembali lagi pada diri Anda sendiri dalam mengambil sebuah pilihan yaitu ilmu mana yang nurut Anda bisa dipraktekkan, apakah Personality Plus ? Meta Programs ? atau macam-macam tipe pembeli ? 100% terserah Anda.

Wednesday, January 14, 2009

Do You Really Need A Coach???
Part One
Saya pernah ditanya mengenai arti dari sebuah kata Coach, Consultant, Trainer, Life Motivation, Life Inspiration.......wah saya bilang ini mah pertanyaan SUSAN ( Susah-Susah Ringan ) atau semacam pertanyaan jebakan nich. Terutama kata "Coach" sering dipakai di dunia Sales & Marketing, Bisnis, Management, Pengembangan Diri dengan sebutan "COACHING"

Pada kesempatan ini saya tidak akan menggupas definisi dari "Kata demi Kata" ( seperti kuis kata berkait saja ) karena saya bukan pakarnya, tapi saya akan coba melihat/coba memahami dari sisi "MAKNA" serta ''MANFAAT" yang diberikan.

Contoh : Arti kata Coach dalam bahasa Indonesia adalah pelatih, misalnya jika Anda main golf, tenis, badminton mungkin awalnya Anda akan butuh jasa seorang tenaga pelatih yang tidak hanya ajarkan Anda mengenai bagaimana cara memainkan sebuah permainan tapi juga akan membantu Anda mengenali dan memahami aturan main dari permainan tersebut.

Karena kalau permainan Anda ganti maka secara otomatis aturan mainnya juga ikut berganti. Nah istilah kata "Coach" dalam dunia Marketing, Bisnis, Management kurang lebih memberikan/memainkan/memerankan fungsi yang sama, yakni sebagai seorang pelatih yang siap melatih Anda dalam memainkan permainan Anda dengan mengikuti aturan permainan itu sendiri. Dan menurut saya seorang "Coach" juga harus bisa mengajarkan/memberitahukan tentang

  • Industri apa yg sedang Anda jalankan.
  • Karakter dari produk/jasa Anda.

Misalnya industri Anda bisa saja di dunia Properti, MLM, Asuransi, Broker Saham, Otomotif, dan lain-lain. Dan setiap industri pasti mempunyai produk/jasa yang berbeda-beda. Dan setiap produk/jasa pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda juga, misalnya

  1. Industri Properti-Produk : Ruko, Rukan, Apartment, Rumah, Villa, TownHouse, dll.
  2. Industri Broker Saham-Produk : Reksadana, Saham, Obligasi, Option ( diluar negeri ), dll.
  3. Industri MLM-Produk : Kecantikan, Kesehatan, Supplement, dll.
  4. Industri Asuransi-Produk : Asuransi Mobil, Rumah, Jiwa, Gedung, dll.
  5. Industri Otomotif-Produk : Mobil MPV, SUV, Mini Car, Sport Car, Sedan, dll

Nah semua inilah yg akan mempengaruhi seorang konsumen dalam mengambil sebuah keputusan yang berhubungan dengan Pola Belanja dan Pola Konsumsi.

Part Two

Seputar pertanyaan yang mungkin sering terjadi di dunia coaching adalah sebagai berikut

  1. Mengapa sesudah di-coach namun hasilnya tetap tidak ada kemajuan.
  2. Jika coaching berhasil, namun tidak meningkatkan kinerja dan prestasi seperti yang ditargetkan.
  3. Betapa sulit buat atasi kelemahan orang.
  4. Mengapa sesudah fokus pada pokok permasalahan, namun hasilnya tetap saja tidak memuaskan. ( tidak sesuai dengan yang diharapkan )
  5. Kinerja/prestasi tidak bisa tahan lama.

Dan menurut saya seorang coach selain fokus pada permasalahan yang terjadi ( efek dari sebab ) maka juga harus bisa menyelidiki pada pokok akar permasalahannya ( inti dari sebab ).

Contoh saya pernah diminta buat melatih para staf dari sebuah perusahaan terutama dari segi mindset ( karena sang manajer menganggap telah terjadi semacam mental block ). Dan saya sempat ajukan beberapa pertanyaan ke manajernya, antara lain

  • Kenapa Bapak ber-asumsi bahwa masalah yang terjadi ada di level para staf?
  • Dan apakah benar ada kaitannya dengan masalah seputar Mindset?
  • Apakah pernah dilakukan penyebaran angket? buat cari akar permasalahan yang sebenarnya ?
  • Apakah permasalahan utamanya adalah SDM, bagaimana dengan produk/jasa ?

Nah, apakah sekarang Anda sudah mendapatkan gambaran sekillas mengenai apa itu coaching ? Mungkin yang jadi pertanyaan adalah

  1. kapan dibutuhkan
  2. kenapa dibutuhkan
  3. sampai kapan diperlukan

.....................................saya biarkan Anda yg menjawab sendiri. Nah sekarang ilmu/pendekatan/metode apa saja yg digunakan oleh seorang coach dalam proses coaching ? Saya rasa jawabannya bisa banyak sekali, antara lain mungkin bisa dari segi

  • pendekatan Management
  • pendekatan Leadership
  • pendekatan Pemasaran & Penjualan
  • pendekatan Pengembangan Diri
  • pendekatan NLP
  • pendekatan Psikologi
  • pendekatan Bisnis
  • dll atau juga bisa merupakan gabungan dari beberapa pendekatan/ilmu, tentu saja ini sangat tergantung dari permainan apa yang sedang Anda mainkan ( bisnis Anda ).

Friday, January 2, 2009

Ter-Inspirasi Film Ip Man
Tanggal 26 Desember 2008 sekitar jam 1400 pm, saya sempatkan diri buat nonton film terbaru dari Donnie Yen yang terbaru ( Ip Man ).
Ip Man adalah nama besar dari seorang guru silat di daratan Negeri Tiongkok ( China ) dan konon beliau juga merupakan guru dari almarhum Lee Sia Long ( Bruce Lee ), tepatnya di propinsi Guangdong, kota Fo Shan ( kota kelahiran master Huang Fei Hong, yang filmnya dulu sempat dipopulerkan oleh Jet Lee ).

Film tersebut dengan mengambil settingan dengan latar belakang tahun sekitar 1935-1942, awal ceritanya dimulai dengan kota Fo Shan yang terkenal sebagai kota tempat berkumpulnya para guru silat dan saking banyaknya tempat buat belajar kungfu alias "Wushu School".

Salah satu cuplikan yang sangat buat saya ter-inspirasi adalah pada saat Ip Man ( yang diperankan oleh Donnie Yen ) mengatakan kepada lawannya bahwa "Jangan cuma bisa menghafalkan nama-nama jurus yang akan dikeluarkan ( dipukulkan )" yang penting jurus yang dikeluarkan ( dipukulkan ) harus bisa kena sasaran alias kena lawan/musuh Anda. Mengingat dewasa ini ada begitu banyak sekali ilmu, metode, aliran baik pada dunia Marketing, Finance, NLP atau apapun namanya ilmu tersebut, tapi apakah metode/ilmu/jurus/strategi atau ijinkan saya gunakan kata "Pukulan" sudah kena sasaran masalah yang dihadapi?, dan apakah pukulan Anda telah menjatuhkan masalah sehingga mencapai sebuah kemenangan yang diberi nama "SOLUSI"? Marilah kita sama-sama renungkan, atau mungkin Anda musti nonton dulu Film Ip Man....................Anda bisa lihat cuplikan Ip Man di http://www.youtube.com/watch?v=EYa4QBWDT7U

Wednesday, December 24, 2008

PROSENTASE ?
Pada penghujung akhir tahun ini maka disini kita coba sajikan beberapa konsep penjualan yg bisa dikategorikan ANEH, semoga melalui artikel ini maka Anda bisa dpt-kan secerah intisari dari apa yg hendak kita sampaikan, SELAMAT MEMBACA.
Saya suka sekali nanya pada teman2 bahkan pada klien saya, apakah menurut bpk manakah yg lebih penting yakni antara peningkatan profit penjualan atau peningkatan prosentase penjualan. Dan jawaban yg hampir selalu saya dpt adalah "bahwa peningkatan prosentase penjualan" yg selalu menjadi fokus utama mereka. Dan saya suka ngasih contoh sebagai berikut :
Salesman A: apabila pada bulan lalu bisa menjual suatu produk "A" sebanyak 1 unit, dan pada akhir bulan ini total sales atas produk "A" adalah sebanyak 2 unit. Jadi secara kesimpulan peningkatan prosentase penjualan dari salesman A adalah meningkat sebesar 100% yakni dari 1 unit menjadi 2 unit,,,,,,,,,,,,,,,wah hebat sekali.

Salesman B : apabila pada bulan lalu bisa menjual produk "A" sebanyak 10 unit, dan pada akhir bulan ini total sales menjadi 12 unit, nah disini anehnya..........karena secara prosentase hanya terjadi peningkatan penjualan sebesar 20% saja, yakni dari 10 unit menjadi 12 unit, tapi jika ditinjau dari segi peningkatan profit penjualan : yg menang pasti salesman B karena bisa jual lbh 2 unit jika dibandingkan pada bulan lalu padahal salesman A baru menjual lebih 1 unit saja.
Aneh bukan? tapi inilah faktanya, semoga dlm tahun 2009 kita bisa mempunyai sebuah GOAL yg jelas dlm bisnis kita dan semoga konsep yg aneh tdk lagi menjadi sebuah penghambat bagi kita dalam menggapai semua cita-cita kita.